Cari Blog Ini

Jumat, 04 Februari 2011

Pedagang di lampu merah untuk pemerintahan kita

Teman, akhir2 ini aku merasa sangat bangga dengan orang2 yang menjadi pedagang di lampu merah.
kadang kita berpikir mereka ini adalah orang yang bekerja tidak dengan usaha yang keras.
tapi sekarang mereka menjadi bagian yang membanggakan buat diriku.

kita lihat di jalan mereka menjualkan dagangannya, bisa berupa makanan, minuman, permen, koran, topeng, peta, dan lain-lainnya.
mereka nggak berhenti menawarkan barang-barang yang mereka jual ke setiap mobil yang dia lewati. dan kebanyakan menolak membeli barang mereka.

barang yang mereka jualkan mungkin tidak seberapa menguntungkan, unuk permen yang seharga 1000 mungkin dia hanya mendapat untung 200-400 rupiah.

itu pun bila ada yang membeli barang dagangan mereka..

di tengah-tengah mereka terdapat pengemis yang duduk dipinggiran jalan, atau tukang minta-minta yang juga mencari uang bersama mereka.

aku rasa lebih banyak orang yang memberikan uang kepada pengemis daripada orang yang membeli barang dagangan yang dijual oleh pedagang jalanan tersebut.
pengemis yang lewat dan meminta-minta mungkin mendapatkan 500 rupiah. hanya dengan meminta-minta.

apa yang aku bisa banggakan dari pegagang itu?

mereka tetap bertahan berjualan meskipun mendapat uang yang lebih sedikit dari para pengemis yang bersama dengan mereka di lampu merah tersebut.

bagaimanakan dengan kita apabila menjadi pegadang tersebut?.. melihat orang yang hanya meminta-minta belas kasihan mendapatkan uang yang lebih banyak? tanpa bersusah payah mencari orang yang membutuhkan barang yang dijualnya?

apabila boleh disamakan,
mungkin negara ini harus mencari orang dengan jiwa seperti pedagang-pedagang lampu merah itu buat duduk di pemerintahan, yang tetap bisa menjaga apa yang harus dikerjakannya dan tetap pada jalan yang baik, dan tidak mudah tergoda.
meskipun di lingkungan tersebut mereka melihat banyak sekali orang yang mengambil jalan pintas buat memperkaya dirinya sendiri.

masihkah ada jiwa "pedagang di lampu merah" di pemerintahan kita?

Tidak ada komentar: